TUGAS MINGGU Ke-4
SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN
Oleh:
Nama : Daffa’ Dzakwan
Pambudi
NIM : 165040200111160
Kelas :
A
Mata Kuliah : Survei
Tanah Dan Evaluasi Lahan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
1. meneruskan pengayaan bahan kajian seperti yang dituliskan pada minggu kedua
2. Kerjakan bahan diskusi pada slide no 4 di bahan kuliah minggu 3
Pada minggu ke 2 membahas mengenai pra survei, berikut merupakan tahapannya mulai dari persiapan sampai pra-survei.
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan sangat mempengaruhi
keberhasilan suatu survei, persiapan berpengaruh 80% terhadap keberhasilan
survei. Oleh karena itu beberapa hal mengenai persiapan survei tanah perlu diperhatikan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Tujuan Survei Tanah
Tujuan
survei dapat dibagi menjadi dua, yauti tujuan umum dan khusus. Tujuan umum digunakan sebagai dasar
penafisran untuk berbagai penggunaan lahan berbeda, biasanya menghasilkan peta
pedologi. Tujuan khusus dilakukan jika tujuan telah diketahui, survei ini
biasanya dilakukan pada daerah yang sudah berkembang (berpenduduk padat).
b. Menganalisa biaya survei tanah
Macam
survei dan skala peta yang dihasilkan akan berhubungan dengan intensitas
pengamatan lapang dan akan berpengaruh terhadap biaya nantinya. Jika detail
survei semakin tinggi maka makin tinggi pula intensitasnya sehingga diperlukan
biaya yang semakin tinggi pula.
c. Merumuskan kerangka acuan (TOR)
Perumusan
kerangka acuan ditujukan untuk mencapai kesepakatan tentang beberapa hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan survei tanah.
d. Membuat surat perizinan kerjasama
Hal
ini perlu dilakukan agar kedua belah pihak mempunyai landasan dan kekuatan
hukum, seandainya salah satu pihak tidak menepati hal yang telah disetujui
Bersama.
e. Mengurus perijinan
Surat
ijin dari wilayah yang akan disurvei harus diurus oleh tim penyurvei.
f.
Mengumpulkan
data-data sekunder
Data-data
mengenai daerah yang akan disurvei perlu di peroleh, data-data tersebut
meliputi:
-
Keadaan
iklim dan hidrologi
-
Keadaan
geologi dan bahan induk
-
Keadaan
topografi
-
Keadaan
vegetasi dan penggunaan lahan
-
Keadaan
tanah
-
Keadaan
social dan ekonomi
g. Melakukan pengadaan foto udara
Foto
udara dan citra satelit akan berpengaruh terhadap metode yang akan digunakan
nantinya pada survei. Idealnya foto udara 2X lebih besar dibandingkan dengan
peta yang akan dihasilkan. Kelebihan dari foto udara yaitu dapat ditampilkan
secara 3D. Citra satelit digunakan
apabila tidak adanya foto udara, namun memiliki kekurangan yaitu terdapat
beberapa citra satelit yang tidak dapat menampilkan gambar 3D.
h. Menyiapkan peta dasar
Foto
dasar yang perlu diadakan pada saat survei tanah diantaranya:
-
Peta
rupa bumi
-
Peta
geologi
-
Peta
tanah
-
Peta
penggunaan lahan
i.
Melakukan
interpretasi foto udara
Interpretasi
foto udara perlu dilakukan untuk menghasilkan peta interpretasi foto udara,
baik berupa peta wujud lahan, peta liputan lahan, dan lain-lain. Selanjutnya
interpretasi tersebut dapat digunakan sebagai peta rencana pengamatan dan
digunakan sebagai peta lapangan.
j.
Menyiapkan
peta lapang
Peta
lapang merupakan peta rencana pengamatan yang dibuat pada peta wujud lahan yang
perlu memperhatikan sebaran dan proporsi daerah kunci.
k. Menyusun jadwal pelaksanaan
Jadwal
pelaksanaan harus diperhatikan dengan matang, karena nantinya dapat menimbulka
beberapa efek atau konsekuensi yang dapat menghambat survei.
l.
Menyiapkan
alat dan bahan survei
Segala
peralatan dan bahan yang akan digunakan pada saat survei harus dipersiapkan
selengkap mungkin dan disesuaikan dengan jumlah regu yang terlibat.
2. Tahap survei lapang
A. Pra-survei
Pra survei dilakukan sebelum survei
utama dilakukan, hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan survei utama dapat
berjalan lancer dan efisien. Beberpa hal yang dilakukan pada pre survei yaitu:
-
Mengurus
izin daerah survei
-
Melakukan
overview ke seluruh daerah
surveidengan melakukan pengecekan interpretasi foto udara dan batas-batas yang
ada pada peta lahan dan peta rancana.
- Menyiapkan
basecamp, tenaga kerja, serta
akomodasi lainya
-
Memantapkan
perencanaan survei utama.
Penenetun luasan SPT terkecil 0.4 cm2 digunakan untuk
membatasi area pengamatan. Jika luasan SPT semakin kecil maka tingkat
pengamatan juga akan semakin rumit. Dengan meningkatnya tingkat
kerumitan dan ketelitian maka kekeliruan dari hasil pengamatan akan
meningkat.
2. Apakah dibenarkan kita membesarkan peta
analog (misalnya peta tanah cetak) dgn scanner/foto copy skala 1 :
250.000 menjadi 1 : 50.000? JELASKAN
membesarkan skala dari 1:250.000 menjadi 1:50.000 diperbolehkan. Namun, pembesaran tersebut hanya akan membesarkan gambar bukan untuk memperjelas informasi yang ada. Peta berskala 1:50.00 akan dapat menampilkan inormasi lebih rinci dibandingkan peta berskala 1:250.000. oleh karena itu jika dilakukan pembesaran menggunakan scanner atau foo copy hanya akan membesarkan gambar, bukan untuk menambah informasi yang ada.
3.Skala peta
- Berapa luas di lapangan untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm2 pd peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?
- Berapa intensitas pengamatan untuk peta berbagai skala seperti pada butir-butir di bawah?
- Eksplorasi (1: 1000.000)
- Tinjau (1:250.000)
- Semi detil (1:50.000)
- Detil (1:25.000)
- Sangat Detil (1:5 000)
- Eksplorasi (1:1.000.000)
= 0.8 x 1012 cm2
= 0.8 x 102 km2
= 0.8 x 104 ha
- Tinjau (1:250.000)
= 0.8 cm2 x 625 x 108
= 500 x 108 cm2 = 5 km2
= 500 ha
- Semi detil (1:50.000)
= 0.8 x 25 x 108
= 20 x 108 cm2
= 0.2 km2
= 20 ha
- Detil (1:25.000)
= 0.8 x 625 x 106
= 500 x 106 cm2
= 0.05 km2
= 5 ha
- Sangat Detil (1:5000)
= 0.8 x 25 x 106
= 20 x 106 cm2 = 0.002 km2
= 0.2 ha
Berikut adalah tabel berbagai macam peta tanah berdasarkan skala dengan kerapatan pengamatannya menurut Rayes (2007).
Macam Peta
|
Skala
|
Luas tiap 1 cm2
pada peta
|
Kerapatan pengamatan rata-rata
|
|
Kisaran
|
Umumya
|
|||
Eksplorasi
|
1:1.000.000 s/d :500.000
|
17:40.0
|
100 km2 atau kurang
|
Dihimpun dari data dan peta
yang ada (studi pustaka)
|
Tinjau
|
1:500.000 s/d 1:200.000
|
1:250.000 1:100.000
|
625 Ha
100 Ha
|
1 tiap 12.5 km2
1 tiap 2 km2
|
Semi detil
|
1:100.000 s/d 1:25.000
|
01:50.0
|
25 Ha
|
1 tiap 50 Ha
|
Detil
|
1:25.000 s/d 1:10.000
|
01:25.0
01:20.0
01:10.0
|
6.25 Ha
5 Ha
1 Ha
|
1 tiap 12.5 Ha
1 tiap 8 Ha
1 tiap 2 Ha
|
Sangat detil
|
> 1:10.000
|
01:05.0
|
0.25 Ha
|
2 tiap 1 Ha
|